Rumah Sintesis berita Manajemen hotel Pendidikan orangtua-anak Mobil hidup Peristiwa game Hiburan Kehidupan Bisnis Teknologi Pakaian fashion Olahraga Perumahan Brigade Budaya Kesehatan Makanan Cerdas Keuangan Pendidikan

Starlink Siapkan "Direct to Cell", HP Bisa Langsung Konek ke Internet Satelit Tanpa Operator

2024-06-07 HaiPress

iDoPress - Layanan internet berbasis satelit milik Elon Musk,Starlink segera menggelar "Direct to Cell".

Ini memungkinkan layanan satelit Starlink langsung terhubung ke smartphone. Artinya,ponsel bisa langsung terkoneksi tanpa harus menggunakan layanan internet operator seluler.

Pengguna juga tak perlu memesan Starlink kit (antena penangkap sinyal satelit dan WiFi Router) untuk mencicipi layanan Starlink langsung di ponsel,seperti sekarang ini.

Saat ini,Starlink sudah memajang layanan Starlink Direct to Sell untuk pelanggan bisnis di situs resminya.

"Kampanye peluncuran Starlink Direct to Cell segera digelar," tulis Starlink di laman resminya untuk wilayah Indonesia,sebagaimana dikutip KompasTekno,Rabu (5/6/2024).

Baca juga: Podcast Antarmuka: Mengupas Baik Buruknya Starlink di Indonesia

Rencananya,pengguna smartphone disebut bisa bertukar pesan teks (SMS) via satelit mulai tahun 2024 ini. Pengguna nantinya juga akan bisa menelepon,internet-an,dan terhubung ke perangkat Internet of Things (IoT) pada 2025 mendatang.

Starlink belum merinci jadwal ketersediaan layanan Direct to Sell ini secara global,termasuk di Indonesia. Namun,informasi soal layanan ini sudah bisa diakses di situs Starlink untuk wilayah Indonesia.

KOMPAS.com/ Galuh Putri Riyanto Starlink segera menggelar Direct to Cell. Ini memungkinkan layanan satelit Starlink langsung terhubung ke smartphone.

Sejauh ini,Starlink diketahui baru menguji coba layanan Direct to Cell ini dengan operator seluler seperti T-Mobile di Amerika Serikat.

Pada 2 Januari 2024,Starlink meluncurkan enam satelit Starlink pertama dengan kemampuan Direct to Cell. Informasi terbaru,SpaceX dijadwalkan meluncurkan 20 satelit internet Starlink lagi pada 4 Juni 2024,termasuk 13 satelit yang dapat memancarkan layanan Direct to Cell.

Pada 8 Januari 2024,Starlink mengungkapkan bahwa pihaknya telah berhasil mengirim dan menerima pesan teks pertamanya dari/ke smartphone di Bumi menggunakan spektrum jaringan operator seluler AS,T-Mobile,melalui salah satu satelit Direct to Cell milik Starlink.

Smartphone bisa menerima pesan via satelit secara langsungdi mana pun mereka berada,di darat atau pesisir pantai,tanpa perlu mengubah komponen atau firmware pendukung.

Di situs resminya,selain T-Mobile AS,Starlink juga bekerja sama dengan operator telekomunikasi di negara lain untuk menghadirkan teknologi Direct to Cell,termasuk dengan Optus Australia,One NZ Selandia Baru,Rogers Kanada,KDDI Jepang,Salt Swiss,serta Entel di Chili dan Peru.

Baca juga: Biznet: Starlink Bisa Jadi Pelengkap Layanan Internet di Wilayah Terpencil,tapi...

Starlink menyebut,mitra operator telekomunikasi tersebutmenyediakan spektrum 4G/LTE penting dalam rentang frekuensi 1,6 GHz hingga 2,7 GHz,sama seperti yang digunakan Starlink untuk mengirimkan sinyal satelitnya.

Tantangan layanan Direct to Cell

Starlink Satelit Starlink Direct to Cell. Satelit Direct to Cell awalnya akan diluncurkan pada roket Falcon 9 SpaceX dan kemudian Starship. Pada orbit,satelit akan segera terhubung melalui backhaul laser ke konstelasi Starlink untuk menyediakan konektivitas global.

Menurut Starlink,menghubungkan telepon seluler langsung ke satelit mempunyai beberapa tantangan besar.

Misalnya,dalam jaringan terestrial,menara seluler bersifat stasioner/diam. Namun,dalam jaringan satelit,menara tersebut bergerak dengan kecepatan puluhan ribu mil per jam dibandingkan dengan pengguna di Bumi.

Penafian: Artikel ini direproduksi dari media lain. Tujuan pencetakan ulang adalah untuk menyampaikan lebih banyak informasi. Ini tidak berarti bahwa situs web ini setuju dengan pandangannya dan bertanggung jawab atas keasliannya, dan tidak memikul tanggung jawab hukum apa pun. Semua sumber daya di situs ini dikumpulkan di Internet. Tujuan berbagi hanya untuk pembelajaran dan referensi semua orang. Jika ada pelanggaran hak cipta atau kekayaan intelektual, silakan tinggalkan pesan kepada kami.
© Hak Cipta 2009-2020 Jaringan Jurnal Indonesia      Hubungi kami   SiteMap